UANG




MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Amirus Shodiq,



Disusun oleh :
Abdul Rahman            :212405
Syukria Fahrunnisa     :212411
Windy Vinorika Y.A  :212418
Linda Ariyanti                        : 212425
Lina Sofia Sari            : 212432
Nurul laili Arinia         :212438

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH/ PRODI MBS
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Ketika perekonomian berada dalam tahapan yang primitif, alat pembayaran yang digunakan untuk melakukan transaksi bukan berupa uang seperti yang digunakan sekarang ini. Belum ada alat pembayaran yang digunakan pada perekonomian yang berada dalam tahapan yang primitif karena transaksi dilakukan secara barter, yaitu barang ditukarkan langsung dengan barang,. Ketidakuntungan cara perdagangan barter adalah antarapelaku ekonomi harus saling mencari untuk saling bertukar produk yang sesuai dengan keinginan masing-masing pelaku ekonomi. Saling mencari antarpelaku ekonomi untuk saling memadukan keinginannya merupakan suatu yang amat sulit dilakukan terutama dalam tahapan perekonomian yang semakin berkembang yang memiliki mobilitas tinggi dan masing-masing pelaku ekonomi memiliki kebutuhan yang semakin beragam pula. Oleh karena itu, diperlukan media untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga muncullah uang yang berfungsi sebagai alat tukar menukar atau alat yang memperlancar pertukaran (medium of exchange).
Di samping berfungsi untuk memecahkan masalah ekonomi mikro, uang juga berfungsi untuk memecahkan masalah ekonomi makro. Pertama, uang adalah kekayaan yang menjadi kunci penentu tingkat bunga yang akan berpengaruh terhadap tabungan, investasi dan siklus bisnis. Kedua, jumlah uang beredar akan krusial mempengaruhi inflasi. Ketiga, karena nilai tukar antarmata uang atau kurs mata uang berbeda maka perdagangan internasional dan pasar modal  internasional tergantung juga dengan uang.


B.            Rumusan Masalah
a.    Apa definisi dan syarat-syarat uang?
b.   Bagaimana sejarah uang?
c.    Apa jenis-jenis uang?
d.   Apa fungsi uang?
e.    Bagaimana teori permintaan uang?

C.           Tujuan Penulisan
a.    Untuk mengetahui definisi dan syarat-syarat uang.
b.    Untuk mengetahui sejarah uang.
c.    Untuk mengetahui jenis-jenis uang.
d.   Untuk mengetahui fungsi uang.
e.    Untuk mengetahui teori permintaan uang.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.           Definisi dan Syarat Uang
                        Uang adalah sesuatu yang diterima secara umum yang digunakan para pelaku ekonomi sebagai alat pembayaran dari transaksi ekonomi yang dilakukan yaitu berupa pembelian barang, jasa, serta pembayaran utang. Dengan demikian, uang dapat didefinisikan dari fungsi uang itu sendiri, yaitu sebagai alat tukar menukar (means of exchange), alat pengukur nilai    (measure of value atau unit of account), alat pembayaran masa depan (standard for deferred payments), alat penimbun kekayaan atau daya beli (store of wealth atau store of value), dan sebagai komoditi yang diperdagangkan (means of commodity).[1] Secara umum, alat pembayaran juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.          Diterima secara umum dan mudah dikenali ( Acceptability dan Cognizability)
b.        Nilai yang stabil (Stability of Value)
c.         Penawaran jumlah uang beredar elastic (Elasticity of Supply)
d.        Mudah dibawa kemana-mana (Portability)
e.         Tidak mudah rusak atau awet (Durability).
f.         Mudah dipecah dalam satuan kecil (Divisibility).[2]
B.            Sejarah Uang
                         Dalam perekonomian tradisional, masyarakat hidup secara subsisten dan belum mengenal uang dalam kegiatan ekonominya. Kegiatan perekonomian dilakukan dengan menggunakan system barter, yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan cara menukarkan barang dengan barang lain yang dibutuhkan. Kegiatan barter ini dapat dilakukan apabila jumlah dan jenis kebutuhan setiap anggota masyarakat masih sederhana dan terbatas jumlahnya. Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia, maka jumlah kebutuhan semakin bervariasi dan semakin banyak jumlahnya. Dalam kondisi seperti ini, cara barter akan sulit untuk dilakukan karena kesulitan akan menemukan orang yang memeiliki barang yang kita butuhkan dan membutuhkan barang yang kita miliki. Kesulitan untuk mencari kesesuaian antara orang yang membutuhkan dan orang yang memiliki barang yang dibutuhkan ini dikenal dengan istilah double coincidence of want atau kesesuaian ganda dari keinginan.
                        Dengan keterbatasan system barter ini, orang membutuhkan alat atau media yang dapat berfungsi sebagai alat penukaran yang sah dan disepakati secara bersama. Media yang digunakan untuk melakukan pertukaran ini pada awalnya berupa uang barang (commodity money). Pada waktu itu, uang barang dibuat dari komoditi tertentu, seperti emas, perak maupun kulit kayu. Jenis komoditi ini digunakan sebagai media pertukaran karena memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.        Diterima secara umum karena sifat kelangkaannya.
2.        Mutu antar emas dengan emas lainnya relative sama dan homogen.
3.        Tidak mudah rusak dan relative mudah dibagi-bagi
4.        Nilainya relative labil
5.        Disuakai oleh orang banyak karena dapat digunakan sebagai perhiasan
               Meskipun uang barang ini lebih baik daripada system barter, tapi ada beberapa kelemahan dari uang barang yatu :
1.        Nilainya tidak stabil
2.        Kesulitan untuk membaginya (undivisible)
3.        Keamanannya tidak terjamin
4.        Tidak fleksibel
                        Dari kelemahan-kelemahan tersebut, maka orang mulai berfikir untuk menciptakan alat tukar yang lebih simple dan dapat meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut. Maka diciptakanlah uang yang terbuat dari kertas dan logam atau uang kartal.[3]
C.           Jenis – jenis Uang
                        Uang yang beredar dalam masyarakat atau menurut lembaga yang mengeluarkan dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral sebagai  alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari.
2. Uang giral merupakan uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang ini, orang menggunakan cek. Cek yang dibuat atas nama statu rekening deposito merupakan perintah kepada bank untuk membayar kepada orang yang ditunjuk pemilik rekening.
Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral  tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.
a) Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana.
b) Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Jadi Giro bilyet tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.
Jenis-jenis uang menurut bahan pembuatannya dibedakan menjadi :
• Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efisien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Disamping itu, emas dan perak tidak mudah musan. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :
1. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
2. Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp.100,00,-), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00,-).
3. Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan statu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00,- hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 1.000,00,- dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
• Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Jenis-jenis uang menurut nilainya dibedakan menjadi :[4]
• Uang penuh (Full bodied Money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain nilai nominal = nilai intrinsik. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
Contoh : uang emas dan uang perak.
• Uang tanda (Token Money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp. 1.000,00,- pemerintah mengeluarkan biaya Rp. 750,00,-.
Contoh : uang kertas
D.           Fungsi –fungsi uang
          Uang mempunyai berbagai macam fungsi,diantaranya;
a.         Sebagai media tukar menukar yaitu sebagai media tukar yang digunakan dalam pembelian atau penjualan barang barang dan jasa –jasa.
b.        Sebagai suatu standart nilai (satuan hitung )yaitu sebagai pemberi harga suatu komoditas atau pengukur nilai berdasarkan satu ukuran umum.
c.         Sebagai media penyimpanan nilai atau kekayaan ,uang bertindak sebagai alat atau media penyimpanan nilai atau kekayaan karena uang merupakan bentuk kekayaan yang paling likuit.[5]
d.        sebagai alat pembayaran masa depan ,fungsi uang sebagai alat pembayaran masa depan menunjukan bahwa uang berfungsi sebagai standart pembayaran masa depan atau untuk pembayaran angsuran utang.
e.         Sebagai suatu komoditi yang diperdagangkan,nilai tukar mata uang yang di sebut kurs mata uang mengakibatkan nilai tukar antar mata uang menjadi lebih tinggi atau lebih rendah sehingga menarik bagi pelaku ekonomi untuk memperoleh laba dari selisih harga jual dengan harga beli suatu mata uang.[6]
E.             Teori Permintaan Uang Tunai
       Teori permintaan uang tunai yang dibahas dalam bab ini adalah teori permintaan uang menurut Klasik, dan Keynes.
1.   Teori Permintaan Uang Tunai Menurut Teori Klasik
             Teori permintaan uang tunai menurut teori klasik tercermin dalam teori kuantitas uang dengan bentuk formulasi sebagai berikut :
M.V = P.T
M = jumlah uang tunai yang diminta
V = perputaran uang dari satu tangan ketangan lain dalam satu periode
P = tingkat harga umum
T = volume barang yang ditransaksikan
             Teori klasik menjelaskan bahwa masyarakat melakukan permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi (Mt) dan berjaga-jaga (Mj). Dalam beberapa buku teks, simbul Mt dituliskan dengan simbul lain, yaitu Lt atau Lj. Jumlah uang tunai yang diminta tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendapataan secara positif. Artinya apabila tingkat pendapataan naik maka jumlah uang yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga akan meningkat dan apabila tingkat pendapataan turun maka jumlah uang yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga akan menurun. Secara matematis, teori permintaan uang tunai menurut teori klasik adalah :
Md = f (Y)
Keterangan :
Md = jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga.
Y = tingkat pendapatan
Dalam beberapa bentuk teks, simbul Md dituliskan dengan simbul lain, yaitu LI.
Md = Mt + Mj
Mt adalah jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi.
Mj adalah jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan berjaga-jaga.
Secara grafis, teori permintaan uang tunai menurut teori klasik digambarkan sebagai berikut :

Md = Mt + Mj
 

                                                      Md = Mt + Mj = f (Y)
                                                   



             
                                                                        Y                    
     0                                                             
Grafik Permintaan Uang Menurut Klasik

              Apabila dihubungkan dengan penjelasan bahwa tingkat pendapatan naik, maka jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga akan meningkat dan tingkat pendapatan turun maka jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga akan menurun, maka hubungan antara tingkat pendapatan dan jumlah uang yang diminta searah. Secara sistematis, hubungan yang searah ditunjukkan dengan slope fungsi yang bertanda positif.
2.   Teori Permintaan Uang Tunai Menurut Keynes
              Menurut Keynes, terdapat tiga macam tujuan seseorang memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.
a)    Permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
                                   Secara grafis, teori permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga menurut John Maynard Keynes digambarkan sebagai berikut :

Md = Mt + Mj                                                      Md = Mt + Mj = f (Y)



           
                
                                                                                Y     
0                                                                                                                                                
grafik permintaan uang menurut Keynes
untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga  

b)   Permintaan uang tunai untuk tujuan spekulasi
                                   Secara grafis, teori permintaan uang tunai untuk tujuan spekulasi menurut John Maynard Keynes digambarkan  sebagai berikut :




Md = Msp
                                                                       i                 Md = Msp = f (i)
                   Md = Msp = f (i)                               
                                                                    
                                                                      


                                                                                                                        
0                                                                       i  0                                                    Md = Msp
          Grafik permintaan uang menurut Keynes untuk tujuan spekulasi
       
Secara sitematis, teori permintaan uang tunai menurut teori John Mynard Keynes keseluruhan adalah :
Md = Mdtb + Msp = f (Y,i)
Keterangan :
Md adalah jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.
Mdtb adalah jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Dalam beberapa buku teks, simbul Mdtb dituliskan dengan simbul lain, yaitu L.
Msp adalah jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan spekulasi. Dalam beberapa buku teks, simbul Msp dituliskan dengan simbul lain, yaitu L2.
Y adalah tingkat pendapatan
i adalah tingkat bunga.
              Apabila di gabungkan dengan penjelasan bahwa tingkat pendapatan naik maka jumlah uang tunai yang diminta untuk transaksi dan berjaga-jaga akan meningkat dan sebaliknya, maka hubungan antara tingkat pendapatan dan jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga searah. Apabila dihubungkan dengan penjelasan bahwa tingkat bunga naik maka jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan spekulasi akan menurun dan sebaliknya, maka hubungan antara tingkat bunga dan jumlah permintaan dan tujuan spekulasi tidak searah. Secara sistematis, hubungan yang searah ditunjukkan dengan slope fungsi yang bertanda positif dan hubungan yang tidak searah ditunjukkan dengan slope fungsi yang negatif.[7]
























BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
1.      Uang adalah sesuatu yang diterima secara umum yang digunakan para pelaku ekonomi sebagai alat pembayaran dari transaksi ekonomi yang dilakukan yaitu berupa pembelian barang, jasa, serta pembayaran utang.
2.      Kegiatan perekonomian pada masa primitif dilakukan dengan menggunakan system barter. Kemudian dengan berkembangnya peradaban manusia, maka jumlah kebutuhan semakin bervariasi dan semakin banyak jumlahnya, sehingga membutuhkan media  untuk memecahkan masalah tersebut. Media yang digunakan adalah uang yang berfungsi sebagai alat tukar menukar atau alat yang memperlancar pertukaran seperti yang kita kenal saat ini.
3.      Uang yang beredar dalam masyarakat atau menurut lembaga yang mengeluarkan dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
a.       Uang kartal
b.      Uang giral
4.      Fungsi uang ;
a.       Sebagai alat tukar menukar.
b.      Sebagai suatu standart nilai.
c.       Sebagai media penyimpan nilai atau kekayaan.
d.      Alatat pembayaran masa depan.
e.       Sebagai suatu komoditi yang diperdagangkan .
5.      Teori permintaan uang tunai menurut Klasik dan Keynes yaitu
a.       Klasik: Teori klasik menjelaskan bahwa masyarakat melakukan permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
b.      Keynes: terdapat tiga macam tujuan seseorang memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Soeratno,Ekonomi Makro Pengantar,Bagian Penerbit Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi YKPN,Yogyakarta ,2004
Suparmono,Pengantar Ekonomika Makro,Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)AMP YKPN,Yokyakarta
Sukirno,Sadono,Pengantar Teori Makroekonomi, PT Rajagravindo Persada,Jakarta,2002
Faried Wijaya,Seri Pengantar Ekonomikamakro,BPFE-Yogyakarta,Yogyakarta,2000


[1] Soeratno,Ekonomi Makro Pengantar,Bagian Penerbit Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi YKPN,Yogyakarta ,2004 hal 145
[2] Ibid, hal 147-148.
[3] Suparmono,Pengantar Ekonomika Makro,Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)AMP YKPN,Yokyakarta hal 102-103
[4] Sukirno,Sadono,Pengantar Teori Makroekonomi, PT Rajagravindo Persada,Jakarta,2002 hal 190-197
[5] Faried Wijaya,Seri Pengantar Ekonomikamakro,BPFE-Yogyakarta,Yogyakarta,2000,hal 144
[6] Soeratno,Ekonomi Makro Pengantar,Bagian Penerbit Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi YKPN,Yogyakarta ,2004,hal 146
[7] Ibid, hal 157-161.

Comments

Popular posts from this blog

RAGAM METODE DALAM MEMAHAMI ISLAM

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

KONSEP ELASTISITAS